dikirim oleh: Keluarga Kasih Kristus
Beberapa minggu yg lalu, saya mendapatkan sebuah mimpi. Dan saya meminta peneguhan pd Tuhan dan juga melalui seorang sahabat, jk memang mimpi itu berasal drNya dan utk dibagikan kepada sdra/i yg lain. Tuhan menjawab doa saya dan inilah mimpi tsb:
Saya serasa berada disuatu negeri yg cukup asing bagi saya. Di sebuah tempat yg sangat ramai. Saya melihat orang2 sdg sibuk berjual-beli. Beberapa orang saya lihat berambut pirang atau coklat dan berkulit putih. Saya sempat berpikir bahwa saya ada d sebuah tempat d benua eropa atau mungkin amerika. Saya mendengar suara yg memberitahu bahwa orang2 yg sdg berjual-beli tadi adalah orang Kristen. Lalu datanglah sekelompok orang dg membawa golok,parang, dan senjata2 tajam. Mereka menganiaya orang2 Kristen tsb hingga tewas. Saya tentu histeris dan merasa sangat shock krn saya melihatnya. Namun anehnya, orang2 tsb tdk melihat saya. Meskipun begitu, saya gemetar karena takut. Namun setelah itu ada dorongan yg kuat dlm hati saya untuk melihat orang2 yg telah dibunuh itu dr dekat. Betapa terkejutnya saya ketika saya melihat mereka dari dekat, darah yg td menggenangi tubuh mereka hilang. Dan wajah mereka penuh damai sejahtera. Lalu mengertilah saya bhwa mereka meninggal d dalam Tuhan. Saya lalu berlari sambil terus berpikir apa sebenarnya yg sdg terjadi? Lalu Tuhan mengingatkan saya dg firmanNya: Wahyu 13:10 “Barangsiapa ditentukan utk d tawan,ia akan d tawan; barangsiapa ditentukan utk dibunuh dg pedang, ia hrs d bunuh dg pedang. Yg penting disini ialah ketabahan dan iman orang2 kudus” . Dan di kitab Mazmur 94:5 “ UmatMu, ya Tuhan, mereka remukkan,dan milikMu sendiri mereka tindas”
Dan entah bagaimana,tibalah saya disebuah tempat yg sangat luas. Saya merasa heran karena banyak sekali orang di tempat tsb. Mereka spt sdg menunggu sesuatu. Dan tiba2 datanglah 2 buah kendaraan yg menyerupai kereta. Kendaraan yg pertama bertuliskan : HELL dan kendaraan yg kedua bertuliskan :HEAVEN. Lalu tahulah saya bahwa itu adalah tempat perhentian. Yoel 3:14 “Banyak orang,banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan!” Menyadari hal itu saya takut dan gemetar. Saya kembali teringat dosa2 yg pernah saya lakukan dan yang telah membuat sedih hati Tuhan. Saya menutup wajah saya dg kedua tangan saya dan hanya bisa berkata:Tuhan tolong ampuni saya. Beberapa saat kemudian, kereta yg pertama(yg bertuliskan HELL) bergerak sebelum akhirnya menghilang. Saya sempat mendengar kata2 kotor, ejekan,dan makian keluar dr orang2 yg didlm kereta tsb. Dan wajah mereka berubah mjd mengerikan. Sesaat stlh itu, saya ada di dlm kereta yg kedua dan dlm sekejap sampailah saya disebuah tempat yg menyerupai rumah yg sgt luas. Rumah yg cukup menampung ribuan bahkan jutaan orang. Saya hanya bisa menangis dan mengucap syukur pada Tuhan. Saya berteriak2 dan mengangkat tangan saya, berterimakasih oleh karna kemurahan hati Tuhan. Lalu saya kembali teringat firmanNya di kitab Yesaya 66:18 “Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan mereka,dan Aku datang utk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang dan melihat kemuliaanKu”.
Sesaat kemudian saya melihat Tuhan Yesus masuk kerumah tsb dipenuhi cahaya kemuliaan. Saya tdk dpt melihat wajahNya karena cahaya yg melingkupiNya. Namun saya bisa melihat rambutNya yg keemasan dan jubah putihNya. SosokNya sgt berkharisma. Saya gemetar karena takut. Dia berkata : “Bersihkanlah rumah ini”, lalu menghilang. Dan kami segera mengambil tugas masing2 utk membersihkan rumah tsb. Dengan gugup dan gemetar saya melakukannya. Namun ada juga beberapa orang yg saya liat tidak ambil bagian dlm tugas tsb. Dan dg tiba2 Tuhan Yesus datang lagi ke rumah tsb dan berkata : “Sesungguhnya Aku ini mengetahui siapa yang melakukan apa yg kuperintahkan dan siapa yg tidak.”
Inilah peneguhan yg saya dapat:
Tentang orang yg banyak itu :
Ibrani 4:6 “Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu,sedangkan mereka yg kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, TIDAK MASUK karena ketidak taatan mereka.”
Disini Tuhan berbicara mengenai ketaatan. Perhatikan :mereka yg kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu = orang kristen,yang sudah mengenal Tuhan, tetapi tidak mau taat pada perintah2 Tuhan.
Tentang Tuhan Yesus yang datang dan tugas yg diberikanNya:
Matius 24:46 “ Berbahagialah hamba,yg didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang”
Melalui mimpi ini,saya mendapat pesan bahwa Jalan Menuju Surga Bukanlah Jalan Yang Mudah. Ini sudah tertulis dalam Matius 7: 14 “Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yg menuju kepada kehidupan,dan sedikit orang yg mendapatinya”
Marilah kita belajar taat pada Tuhan. Keselamatan bukan hal main-main. Sudah bukan saatnya kita mencari apa yg bisa menyenangkan diri kita (manusia) tetapi lakukanlah apa yg menjadi kesukaan Allah.
Tuhan Yesus memberkati
Kesaksian oleh : Sdri NIKEN HAPSARI
Kamis, 08 April 2010
Minggu, 04 April 2010
IRIGASI TETES PADA TANAMAN TOMAT
I. METODELOGI
A. Bahan dan Alat
1. Benih tomat
2. Media semai (arang sekam)
3. Tray semai
4. Air hangat dan air bersuhu kamar
5. Alat penyemprot
6. Polibag
7. Gelas plastic
8. Plastik mulsa
9. Emiter
10. Pipa lateral
11. Pipa sub utama (manifold)
12. Pipa utama 13. Pompa dan tenaga penggerak
14. Tangki nutrisi berkapasitas 500 liter
15. Komponen pendukung, katup-katup, pengatur tekanan, disc filter dll
16. Pupuk nutrisi (A & B mix)
17. Gelas ukur
18. EC meter
19. Air sucukupnya
20. Tali ajir
21. Alat tulis, penggaris
22. Form pengamatan
B. Metode
1. Masukkan air hangat ke dalam gelas plastic secukupnya
2. Rendam benih tomat ke dalamnya selama kurang lebih 30 menit
3. Masukkan arang sekam kedalam media tanam (Tyar semai)
4. Tambahkan air kedalam media tanam hingga jenuh
5. Letakkan benih ke dalam Tray semai secara teratur
6. Taburkan arang sekam dengan ketebalan 0.5 cm secara merata diatas benih yang telah disemai untyuk menjaga kestabilan kelembapan kemudian tutup dengan plastik
7. Siram benih dengan air menggunakan alat penyemprot
8. Simpan persemaian ditempat yang teduh selama 1 minggu
9. Jaga kelembapan media persemaian, periksa persemaian setiap hari untuk melihat munculnya kecambah. Apabila benih berkecambah, buka tutup persemaian dan tanaman telah siap ditransplantasikan.
10. Persiapkan polibag yang berisi arang sekam sekitar ¾ bagiannya kemudian pindahkan benih dari Tray sekam masing-masing satu ke polibag tersebut
11. Persiapkan peralatan komponen yang dibutuhkan untuk budidaya dengan metode irigasi tetes seperti emitter, pompa, manifold, pipa utama dll dengan susunan terlampir
12. Pasang emiter ke dalam pipa lateral, kemudian letakkan emitter ke dalam arang sekam yang telah berisi benih sebagai penyalur air dan nutrisi
13. Jaga kelembapan media tanam dengan mengendalikan air dan nutrisi
14. Lakukan perawatan dengan menghitung jumlah daun dan ketinggian tanaman per hari
15. Setelah 2 minggu setelah transplantasi, berikan ajir dengan mengaitkan benang pada batang tanaman ke bagian atas untuk tujuan menegakkan tubuh tanaman
16. Tanaman dipanen setelah tanaman mencapai umur 2-3 bulan
A. Bahan dan Alat
1. Benih tomat
2. Media semai (arang sekam)
3. Tray semai
4. Air hangat dan air bersuhu kamar
5. Alat penyemprot
6. Polibag
7. Gelas plastic
8. Plastik mulsa
9. Emiter
10. Pipa lateral
11. Pipa sub utama (manifold)
12. Pipa utama 13. Pompa dan tenaga penggerak
14. Tangki nutrisi berkapasitas 500 liter
15. Komponen pendukung, katup-katup, pengatur tekanan, disc filter dll
16. Pupuk nutrisi (A & B mix)
17. Gelas ukur
18. EC meter
19. Air sucukupnya
20. Tali ajir
21. Alat tulis, penggaris
22. Form pengamatan
B. Metode
1. Masukkan air hangat ke dalam gelas plastic secukupnya
2. Rendam benih tomat ke dalamnya selama kurang lebih 30 menit
3. Masukkan arang sekam kedalam media tanam (Tyar semai)
4. Tambahkan air kedalam media tanam hingga jenuh
5. Letakkan benih ke dalam Tray semai secara teratur
6. Taburkan arang sekam dengan ketebalan 0.5 cm secara merata diatas benih yang telah disemai untyuk menjaga kestabilan kelembapan kemudian tutup dengan plastik
7. Siram benih dengan air menggunakan alat penyemprot
8. Simpan persemaian ditempat yang teduh selama 1 minggu
9. Jaga kelembapan media persemaian, periksa persemaian setiap hari untuk melihat munculnya kecambah. Apabila benih berkecambah, buka tutup persemaian dan tanaman telah siap ditransplantasikan.
10. Persiapkan polibag yang berisi arang sekam sekitar ¾ bagiannya kemudian pindahkan benih dari Tray sekam masing-masing satu ke polibag tersebut
11. Persiapkan peralatan komponen yang dibutuhkan untuk budidaya dengan metode irigasi tetes seperti emitter, pompa, manifold, pipa utama dll dengan susunan terlampir
12. Pasang emiter ke dalam pipa lateral, kemudian letakkan emitter ke dalam arang sekam yang telah berisi benih sebagai penyalur air dan nutrisi
13. Jaga kelembapan media tanam dengan mengendalikan air dan nutrisi
14. Lakukan perawatan dengan menghitung jumlah daun dan ketinggian tanaman per hari
15. Setelah 2 minggu setelah transplantasi, berikan ajir dengan mengaitkan benang pada batang tanaman ke bagian atas untuk tujuan menegakkan tubuh tanaman
16. Tanaman dipanen setelah tanaman mencapai umur 2-3 bulan
Sabtu, 03 April 2010
PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM
A. Pengadaan Bahan Baku
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar mutu pucuk tetap baik saat tiba di pabrik, yaitu:
1. Jalur transportasi dipersingkat dengan menyediakan wadah penyimpanan dan pengangkutan dengan sistem container.
2. Tingkatan frekuensi pengumpulan dan pengangkutan pucuk ke pabrik menjadi 2-3 kali sehari.
3. Digunakan pengemas yang kokoh dan hindari pengemas flexible (lentur).
4. Pengisian wadah secara longgar, hindarkan pemadatan. Timbunan pucuk ideal adalah 25 kg pucuk tiap m2 luasan dan tebal hamparan 30 cm.
5. Diberikan aerasi yang cukup untuk membuang panas maupun CO2 yang terjadi akibat proses respirasi pucuk.
6. Usahakan kendaraan pengangkutan khusus untuk pucuk teh, tidak bersama penumpang maupun barang lain yang dapat merugikan mutu pucuk dan kendaraan yang digunakan dengan memakai atap.
B. Penanganan Bahan Baku
Setelah kendaraan pengangkutan pucuk teh sampai di pabrik, maka dilakukan penanganan berupa:
1. Petugas pabrik menerima dengan Surat Pengantar Pucuk.
2. Pucuk ditimbang bersamaan dengan kendaraan pengangkutan pada jembatan timbang. Setelah pucuk diturunkan, truk dan waring sack/kontainer kosong ditimbang kembali.
3. Pucuk diangkut dalam monorail untuk dilayukan yang harus dalam posisi berdiri.
4. Dilakukan analisa petik dan analisa pucuk.
Prosedur Analisa Bahan Baku (Analisa Pucuk dan Analisa Petik), yaitu:
1. Contoh pucuk diambil secara acak perkemandoran dari WT sebanyak ± 500 gram.
2. Diambil sebanyak ± 100 gram dari ± 500 gram untuk dianalisa.
3. Dengan menggunakan kotak analisa, untuk analisa petik pisahkan daun muda bersama tangkai muda dari pucuk kasar dan pucuk rusak.
4. Dengan mengunakan kotak analisa yang sama, untuk analisa pucuk pisahkan daun muda bersama tangkai muda dari daun tua, tangkai tua, dan puck rusak. Untuk pucuk P+4, pisahkan bagian muda (P+3) ke kelompok muda, sedangkan daun keempat ke kelompok tua. Untuk pucuk B+3M, pisahkan bagian muda (B+2M) ke kelompok muda, sedangkan daun ketiga ke kelompok tua.
5. Yang dimaksud pucuk rusak adalah lembaran daun yang terkena penyakit, memar, nyeupan, lembaran daun dengan dua patahan atau lebih, dan daun dengan keutuhan lembaran kurang dari 75%.
6. Hasil pemisahan pucuk ditimbang, kemudian dihitung persentase masing-masing kelompok.
7. Yang dimaksud dengan hasil analisa petik dan analisa pucuk medium MS adalah jumlah persentase tangkai muda dan perhitungan diatas.
Rusaknya pucuk yang akan dilayukan sangat mempengaruhi rendah mutu yang akan diperoleh. Pucuk yang rusak dapat berasal dari:
1. Genggaman yang keras oleh tangan pemetik
2. Wadah pucuk diisi melebihi kapasitas optimum.
3. Rusak di alat transportasi. Misal dalam truk angkutan dibebani kapasitas berlebihan, diinjak-injak dan sebagainya.
4. Lamanya diperjalanan dari kebun ke pabrik dan lain-lain.
5. Peyimpanan pucuk di kebun kurang baik (terkena sinat matahari langsung, terlalu lama di kebun).
6. Jenis petikan.
C. Proses Pengolahan Bahan Baku
1. Pembeberan dan pelayuan
a. Pembeberan
Setelah ditimbang, pucuk dalam waring diturunkan dari truk, diangkut dan dinaikkan ke kursi monorail mulai dari ujung yang berlawanan dengan arah fan agar panas dan air yang terdapat dalam permukaan pucuk segera hilang sehingga kerusakan pucuk akibat terperam dapat dihindari.
Udara segar dialirkan sebelum pucuk mulai dibeberkan, isi tiap WT 20-35 kg pucuk/m2 (ketebalan 30-45 cm) yang disesuaikan dengan kapasitas udara fan 18-21 cfm/kg pucuk.
b. Pelayuan
Pemberian udara panas dapat dilaksanakan bila selisih suhu udara kering dan basah kurang dari 2oC. Pembalikan pucuk 1-2 kali tergantung keadaan pucuk dan kondisi cuaca.
Pembongkaran pucuk layu dimulai dari ujung yang berlawanan dengan arah fan. Lama pelayuan 10-24 jam atau sesuai kebutuhan, dengan sasaran MC (Kadar Air) layu 49-54 %, dengan kerataan layuan minimal 90 %.
Proses ini sangat penting didalam pengolahan teh hitam, karena akan membentuk karakteristik teh yang diinginkan, yaitu rasa, aroma, kekuatan, kesegaran, dan warna air. Tingkat layu pucuk disesuaikan dengan mesin yang akan digunakan. Derajat layu pucuk teh yang diolah dengan sistem orthodox adalah ± 44-46% atau sama dengan nilai kadar air sebesar 54-56%.
Yang perlu diperhatikan dalam pelayuan adalah suhu Withering Trough, kelembaban relatif WT, waktu pelayuan, dan jumlah pucuk per satuan luas. Dalam proses pelayuan, pucuk teh akan mengalami dua perubahan, yaitu:
Pelayuankimia/perubahan kimia (berlangsung setelah pucuk dipetik di kebun dalam proses pelayuan. Hal ini dapat dilihat dari kadar air pucuk layu yaitu berkisar 54-56%) dan pelayuan fisik/perubahan fisik (hal ini dapat dilihat dari bentuk daun yang sudah layu, yaitu kalau dipatahkan tidak terasa suara batang patah dan tidak ada getah dengan kerataan layuan minimal 90%).
2. Penggilingan dan Sortasi Basah
Tujuan penggilingan secara umum adalah:
a. Mengecilkan pucuk layu sesuai dengan yang dikehendaki pasar.
b. Memotong dan menggulung menjadi ukuran lebih pendek.
c. Menggerus pucuk agar cairan sel keluar semaksimal mungkin dan membentuk hasil keringan lebih keriting.
d. Untuk memperoleh bubuk basah sebanyak-banyaknya.
Sebelum mulai proses penggilingan, kelembaban udara ruang giling diusahakan minimum 80% (optimal 95-99%) dan suhu ruangan 18-29oC. Alat untuk menggiling teh tersebut dinamakan Open Top Roller (OTR) dan Press Cap Roller (PCR). Sedangkan alat untuk sortasi basah dinamakan Double Indian Ball Breaker Nat Sortir (DIBN) yang berupa ayakan.
3. Fermentasi (Oksidasi Enzimatis)
Oksidasi enzimatis sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Kadar air dalam bahan
b. Suhu dan kelembaban relatif ruangan
c. Kadar enzim
d. Jenis bahan
e. Tersedianya oksigen
Kondisi ruang oksidasi enzimatis dikendalikan pada kelembaban minimal 80% (optimum pada 95-99%) dan suhu 18-290C. Suhu pada sebaran pupuk diupayakan berkisar antara 24-320C (optimal 26.70C).
4. Pengeringan
Tujuan utama pengeringan adalah menghentikan oksidasi enzimatis senyawa polifenol dalam teh pada saat komposisi zat-zat pendukung kualitas mencapai keadaan optimal.
Alat yang digunakan pada pengeringan ini dinamakan Two Stag Dryer (TSD). Sebelum teh dimasukkan ke dalam TSD. Kapasitas mesin pengering ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Kadar air bubuk teh basah
b. Suhu dan volume udara panas
c. Ketebalan pengisian
d. Kecepatan trays
5. Sortasi Kering
Tujuan sortasi kering adalah mendapatkan ukuran dan warna partikel yang seragam sesuai dengan standar yang diinginkan oleh konsumen, meliputi:
a. Memisah-misahkan teh kering menjadi beberapa grade yang sesuai dengan standar perdagangan teh.
b. Menyeragamkan bentuk, ukuran, berat jenis, dan warna pada masing-masing grade.
c. Membersihkan teh dari serat, tangkai, dan bahan-bahan lain (debu dan lain-lain).
6. Pengepakan
Teh yang telah selesai disortasi dimasukkan dalam peti miring yang telah diperiksa sesuai dengan standar dan dimasukkan kedalam peti berdasarkan jenis masing-masing dan untuk jenis khusus dimasukkan dalam karung. Setiap jenis peti miring dan karung diberi identitas nama jenis teh jadi. Dan selanjutnya dimasukkan ke dalam tea bulker (blending). Apabila sudah mencukupi untuk satu chop biasanya dapat langsung dimasukkan dalam kemasan. Tujuan pengepakan adalah
a. Melindungi produk dari kerusakan
b. Memudahkan transportasi
c. Efisiensi dalam penyimpanan di gudang
d. Dapat sebagai alat promosi
Suhu masuk udara pengeringan berkisar antara 90-1120C, suhu keluar berkisar antara 45-600C, dan kecepatan pengeringan berkisar antara 20-28 menit (disesuaikan dengan kebutuhan). Bubuk teh yang keluar dari mesin pengering diperiksa secara inderawi (dilihat, diraba, dan dicium) untuk mengetahui kematangan bubuk. Kemudian, bubuk teh kering yang keluar dari mesin pengering ditimbang untuk diketahui besar rendemen teh
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar mutu pucuk tetap baik saat tiba di pabrik, yaitu:
1. Jalur transportasi dipersingkat dengan menyediakan wadah penyimpanan dan pengangkutan dengan sistem container.
2. Tingkatan frekuensi pengumpulan dan pengangkutan pucuk ke pabrik menjadi 2-3 kali sehari.
3. Digunakan pengemas yang kokoh dan hindari pengemas flexible (lentur).
4. Pengisian wadah secara longgar, hindarkan pemadatan. Timbunan pucuk ideal adalah 25 kg pucuk tiap m2 luasan dan tebal hamparan 30 cm.
5. Diberikan aerasi yang cukup untuk membuang panas maupun CO2 yang terjadi akibat proses respirasi pucuk.
6. Usahakan kendaraan pengangkutan khusus untuk pucuk teh, tidak bersama penumpang maupun barang lain yang dapat merugikan mutu pucuk dan kendaraan yang digunakan dengan memakai atap.
B. Penanganan Bahan Baku
Setelah kendaraan pengangkutan pucuk teh sampai di pabrik, maka dilakukan penanganan berupa:
1. Petugas pabrik menerima dengan Surat Pengantar Pucuk.
2. Pucuk ditimbang bersamaan dengan kendaraan pengangkutan pada jembatan timbang. Setelah pucuk diturunkan, truk dan waring sack/kontainer kosong ditimbang kembali.
3. Pucuk diangkut dalam monorail untuk dilayukan yang harus dalam posisi berdiri.
4. Dilakukan analisa petik dan analisa pucuk.
Prosedur Analisa Bahan Baku (Analisa Pucuk dan Analisa Petik), yaitu:
1. Contoh pucuk diambil secara acak perkemandoran dari WT sebanyak ± 500 gram.
2. Diambil sebanyak ± 100 gram dari ± 500 gram untuk dianalisa.
3. Dengan menggunakan kotak analisa, untuk analisa petik pisahkan daun muda bersama tangkai muda dari pucuk kasar dan pucuk rusak.
4. Dengan mengunakan kotak analisa yang sama, untuk analisa pucuk pisahkan daun muda bersama tangkai muda dari daun tua, tangkai tua, dan puck rusak. Untuk pucuk P+4, pisahkan bagian muda (P+3) ke kelompok muda, sedangkan daun keempat ke kelompok tua. Untuk pucuk B+3M, pisahkan bagian muda (B+2M) ke kelompok muda, sedangkan daun ketiga ke kelompok tua.
5. Yang dimaksud pucuk rusak adalah lembaran daun yang terkena penyakit, memar, nyeupan, lembaran daun dengan dua patahan atau lebih, dan daun dengan keutuhan lembaran kurang dari 75%.
6. Hasil pemisahan pucuk ditimbang, kemudian dihitung persentase masing-masing kelompok.
7. Yang dimaksud dengan hasil analisa petik dan analisa pucuk medium MS adalah jumlah persentase tangkai muda dan perhitungan diatas.
Rusaknya pucuk yang akan dilayukan sangat mempengaruhi rendah mutu yang akan diperoleh. Pucuk yang rusak dapat berasal dari:
1. Genggaman yang keras oleh tangan pemetik
2. Wadah pucuk diisi melebihi kapasitas optimum.
3. Rusak di alat transportasi. Misal dalam truk angkutan dibebani kapasitas berlebihan, diinjak-injak dan sebagainya.
4. Lamanya diperjalanan dari kebun ke pabrik dan lain-lain.
5. Peyimpanan pucuk di kebun kurang baik (terkena sinat matahari langsung, terlalu lama di kebun).
6. Jenis petikan.
C. Proses Pengolahan Bahan Baku
1. Pembeberan dan pelayuan
a. Pembeberan
Setelah ditimbang, pucuk dalam waring diturunkan dari truk, diangkut dan dinaikkan ke kursi monorail mulai dari ujung yang berlawanan dengan arah fan agar panas dan air yang terdapat dalam permukaan pucuk segera hilang sehingga kerusakan pucuk akibat terperam dapat dihindari.
Udara segar dialirkan sebelum pucuk mulai dibeberkan, isi tiap WT 20-35 kg pucuk/m2 (ketebalan 30-45 cm) yang disesuaikan dengan kapasitas udara fan 18-21 cfm/kg pucuk.
b. Pelayuan
Pemberian udara panas dapat dilaksanakan bila selisih suhu udara kering dan basah kurang dari 2oC. Pembalikan pucuk 1-2 kali tergantung keadaan pucuk dan kondisi cuaca.
Pembongkaran pucuk layu dimulai dari ujung yang berlawanan dengan arah fan. Lama pelayuan 10-24 jam atau sesuai kebutuhan, dengan sasaran MC (Kadar Air) layu 49-54 %, dengan kerataan layuan minimal 90 %.
Proses ini sangat penting didalam pengolahan teh hitam, karena akan membentuk karakteristik teh yang diinginkan, yaitu rasa, aroma, kekuatan, kesegaran, dan warna air. Tingkat layu pucuk disesuaikan dengan mesin yang akan digunakan. Derajat layu pucuk teh yang diolah dengan sistem orthodox adalah ± 44-46% atau sama dengan nilai kadar air sebesar 54-56%.
Yang perlu diperhatikan dalam pelayuan adalah suhu Withering Trough, kelembaban relatif WT, waktu pelayuan, dan jumlah pucuk per satuan luas. Dalam proses pelayuan, pucuk teh akan mengalami dua perubahan, yaitu:
Pelayuankimia/perubahan kimia (berlangsung setelah pucuk dipetik di kebun dalam proses pelayuan. Hal ini dapat dilihat dari kadar air pucuk layu yaitu berkisar 54-56%) dan pelayuan fisik/perubahan fisik (hal ini dapat dilihat dari bentuk daun yang sudah layu, yaitu kalau dipatahkan tidak terasa suara batang patah dan tidak ada getah dengan kerataan layuan minimal 90%).
2. Penggilingan dan Sortasi Basah
Tujuan penggilingan secara umum adalah:
a. Mengecilkan pucuk layu sesuai dengan yang dikehendaki pasar.
b. Memotong dan menggulung menjadi ukuran lebih pendek.
c. Menggerus pucuk agar cairan sel keluar semaksimal mungkin dan membentuk hasil keringan lebih keriting.
d. Untuk memperoleh bubuk basah sebanyak-banyaknya.
Sebelum mulai proses penggilingan, kelembaban udara ruang giling diusahakan minimum 80% (optimal 95-99%) dan suhu ruangan 18-29oC. Alat untuk menggiling teh tersebut dinamakan Open Top Roller (OTR) dan Press Cap Roller (PCR). Sedangkan alat untuk sortasi basah dinamakan Double Indian Ball Breaker Nat Sortir (DIBN) yang berupa ayakan.
3. Fermentasi (Oksidasi Enzimatis)
Oksidasi enzimatis sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Kadar air dalam bahan
b. Suhu dan kelembaban relatif ruangan
c. Kadar enzim
d. Jenis bahan
e. Tersedianya oksigen
Kondisi ruang oksidasi enzimatis dikendalikan pada kelembaban minimal 80% (optimum pada 95-99%) dan suhu 18-290C. Suhu pada sebaran pupuk diupayakan berkisar antara 24-320C (optimal 26.70C).
4. Pengeringan
Tujuan utama pengeringan adalah menghentikan oksidasi enzimatis senyawa polifenol dalam teh pada saat komposisi zat-zat pendukung kualitas mencapai keadaan optimal.
Alat yang digunakan pada pengeringan ini dinamakan Two Stag Dryer (TSD). Sebelum teh dimasukkan ke dalam TSD. Kapasitas mesin pengering ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Kadar air bubuk teh basah
b. Suhu dan volume udara panas
c. Ketebalan pengisian
d. Kecepatan trays
5. Sortasi Kering
Tujuan sortasi kering adalah mendapatkan ukuran dan warna partikel yang seragam sesuai dengan standar yang diinginkan oleh konsumen, meliputi:
a. Memisah-misahkan teh kering menjadi beberapa grade yang sesuai dengan standar perdagangan teh.
b. Menyeragamkan bentuk, ukuran, berat jenis, dan warna pada masing-masing grade.
c. Membersihkan teh dari serat, tangkai, dan bahan-bahan lain (debu dan lain-lain).
6. Pengepakan
Teh yang telah selesai disortasi dimasukkan dalam peti miring yang telah diperiksa sesuai dengan standar dan dimasukkan kedalam peti berdasarkan jenis masing-masing dan untuk jenis khusus dimasukkan dalam karung. Setiap jenis peti miring dan karung diberi identitas nama jenis teh jadi. Dan selanjutnya dimasukkan ke dalam tea bulker (blending). Apabila sudah mencukupi untuk satu chop biasanya dapat langsung dimasukkan dalam kemasan. Tujuan pengepakan adalah
a. Melindungi produk dari kerusakan
b. Memudahkan transportasi
c. Efisiensi dalam penyimpanan di gudang
d. Dapat sebagai alat promosi
Suhu masuk udara pengeringan berkisar antara 90-1120C, suhu keluar berkisar antara 45-600C, dan kecepatan pengeringan berkisar antara 20-28 menit (disesuaikan dengan kebutuhan). Bubuk teh yang keluar dari mesin pengering diperiksa secara inderawi (dilihat, diraba, dan dicium) untuk mengetahui kematangan bubuk. Kemudian, bubuk teh kering yang keluar dari mesin pengering ditimbang untuk diketahui besar rendemen teh
Kamis, 01 April 2010
HIDROPONIK
A.Bahan dan Alat
1.Benih tomat
2.Media semai (arang sekam)
3.Tray semai
4.Air hangat dan air bersuhu kamar
5.Alat penyemprot
6.Polibag
7.Gelas plastic
8.Plastik mulsa
9.Emiter
10.Pipa lateral
11.Pipa sub utama (manifold)
12.Pipa utama
13.Pompa dan tenaga penggerak
14.Tangki nutrisi berkapasitas 500 liter
15.Komponen pendukung, katup-katup, pengatur tekanan, disc filter dll
16.Pupuk nutrisi (A & B mix)
17.Gelas ukur
18.EC meter
19.Air sucukupnya
20.Tali ajir
21.Alat tulis, penggaris
22.Form pengamatan
B.Metode
1.Masukkan air hangat ke dalam gelas plastic secukupnya
2.Rendam benih tomat ke dalamnya selama kurang lebih 30 menit
3.Masukkan arang sekam kedalam media tanam (Tyar semai)
4.Tambahkan air kedalam media tanam hingga jenuh
5.Letakkan benih ke dalam Tray semai secara teratur
6.Taburkan arang sekam dengan ketebalan 0.5 cm secara merata diatas benih yang telah disemai untyuk menjaga kestabilan kelembapan kemudian tutup dengan plastik
7.Siram benih dengan air menggunakan alat penyemprot
8.Simpan persemaian ditempat yang teduh selama 1 minggu
9.Jaga kelembapan media persemaian, periksa persemaian setiap hari untuk melihat munculnya kecambah. Apabila benih berkecambah, buka tutup persemaian dan tanaman telah siap ditransplantasikan.
10.Persiapkan polibag yang berisi arang sekam sekitar ¾ bagiannya kemudian pindahkan benih dari Tray sekam masing-masing satu ke polibag tersebut
11.Persiapkan peralatan komponen yang dibutuhkan untuk budidaya dengan metode irigasi tetes seperti emitter, pompa, manifold, pipa utama dll dengan susunan terlampir
12.Pasang emiter ke dalam pipa lateral, kemudian letakkan emitter ke dalam arang sekam yang telah berisi benih sebagai penyalur air dan nutrisi
13.Jaga kelembapan media tanam dengan mengendalikan air dan nutrisi
14.Lakukan perawatan dengan menghitung jumlah daun dan ketinggian tanaman per hari
15.Setelah 2 minggu setelah transplantasi, berikan ajir dengan mengaitkan benang pada batang tanaman ke bagian atas untuk tujuan menegakkan tubuh tanaman
16.Tanaman dipanen setelah tanaman mencapai umur 2-3 bulan
1.Benih tomat
2.Media semai (arang sekam)
3.Tray semai
4.Air hangat dan air bersuhu kamar
5.Alat penyemprot
6.Polibag
7.Gelas plastic
8.Plastik mulsa
9.Emiter
10.Pipa lateral
11.Pipa sub utama (manifold)
12.Pipa utama
13.Pompa dan tenaga penggerak
14.Tangki nutrisi berkapasitas 500 liter
15.Komponen pendukung, katup-katup, pengatur tekanan, disc filter dll
16.Pupuk nutrisi (A & B mix)
17.Gelas ukur
18.EC meter
19.Air sucukupnya
20.Tali ajir
21.Alat tulis, penggaris
22.Form pengamatan
B.Metode
1.Masukkan air hangat ke dalam gelas plastic secukupnya
2.Rendam benih tomat ke dalamnya selama kurang lebih 30 menit
3.Masukkan arang sekam kedalam media tanam (Tyar semai)
4.Tambahkan air kedalam media tanam hingga jenuh
5.Letakkan benih ke dalam Tray semai secara teratur
6.Taburkan arang sekam dengan ketebalan 0.5 cm secara merata diatas benih yang telah disemai untyuk menjaga kestabilan kelembapan kemudian tutup dengan plastik
7.Siram benih dengan air menggunakan alat penyemprot
8.Simpan persemaian ditempat yang teduh selama 1 minggu
9.Jaga kelembapan media persemaian, periksa persemaian setiap hari untuk melihat munculnya kecambah. Apabila benih berkecambah, buka tutup persemaian dan tanaman telah siap ditransplantasikan.
10.Persiapkan polibag yang berisi arang sekam sekitar ¾ bagiannya kemudian pindahkan benih dari Tray sekam masing-masing satu ke polibag tersebut
11.Persiapkan peralatan komponen yang dibutuhkan untuk budidaya dengan metode irigasi tetes seperti emitter, pompa, manifold, pipa utama dll dengan susunan terlampir
12.Pasang emiter ke dalam pipa lateral, kemudian letakkan emitter ke dalam arang sekam yang telah berisi benih sebagai penyalur air dan nutrisi
13.Jaga kelembapan media tanam dengan mengendalikan air dan nutrisi
14.Lakukan perawatan dengan menghitung jumlah daun dan ketinggian tanaman per hari
15.Setelah 2 minggu setelah transplantasi, berikan ajir dengan mengaitkan benang pada batang tanaman ke bagian atas untuk tujuan menegakkan tubuh tanaman
16.Tanaman dipanen setelah tanaman mencapai umur 2-3 bulan
Langganan:
Postingan (Atom)