Minggu, 30 Mei 2010

Pelestarian Lingkungan Untuk Mengurangi Dampak Global Warming (Pemanasan Global)

Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer. Gas rumah kaca merupakan gas-gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap terjaga. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut mirip dengan sistem kerja rumah kaca yang berfungsi memanfaatkan radiasi surya di dalam suatu bangunan yang transparan agar suhu di dalamnya tetap terjaga.
Kebanyakan gas rumah kaca ini dihasilkan dari peternakan yaitu sistem pencernaan hewan-hewan ternak berupa karbon dioksida (CO2), metana (CH4), pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, serta pembangkit tenaga listrik yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Hutan-hutan sudah mulai rusak parah karena pohon-pohon yang mati sehingga melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer.
Beberapa dampak pemanasan global terhadap kehidupan manusia di antaranya, iklim menjadi tidak menentu sehingga lahan pertanian kehilangan kesuburannya (kering), sedangkan nelayan akan terganggu ke laut karena meningkatnya intensitas badai.
Solusi untuk mengurangi pemanasan global adalah dengan mengefisienkan penggunaan BBM dan gas, melestarikan hutan alam dengan cara membatasi penggunanaan kertas. Keberadaan pepohonan berfungsi untuk menjaga keseimbangan pasokan air dan menjaga kualitas udara.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah memakai listrik secukupnya, misalnya lampu dan AC kamar dimatikan saat tidak terpakai. Ganti bola lampu pijar dengan lampu neon, karena lampu neon membutuhkan energi yang lebih sedikit dibanding lampu pijar. Shut down komputer jika tidak digunakan dalam jangka lama karena akan mengghemat energi listrik. Periksa tekanan ban, karena ban yang kurang angin akan memperlambat laju kendaraan sehingga akhirnya akan membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak. Gunakan pupuk organik, karena pupuk yang kebanyakan digunakan petani mengandung unsur nitrogen yang dapat berubah menjadi N2O sehingga dapat menimbulkan efek gas rumah kaca. Mulailah dengan membuat kompos serta tambahkan cacing, daun-daun, ranting-ranting. Jangan pakai kantong plastik, karena plastik sulit terurai (butuh 1000 tahun untuk mengurainya didalam tanah). Daur Ulang/menggunakan kembali, misalnya : plastik, kupasan buah segar dan sayur mayur, kertas dan kardus, gelas dan kaleng. Hemat dalam menggunakan air, mengurangi pembakaran barang-barang yang tidak dapat didaur ulang.
Untuk mengurangi pemanasan global kita harus mulainya dari diri kita sendiri, yang berada di lingkungan kecil kita sendiri. Anda dapat bekerja sama dengan orang terdekat anda, pemerintah setempat, bahkan dengan organisasi yang berusaha untuk mengurangi pemanasan global misalnya Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) melalui www.iatmi-cirebon.org.

Kamis, 08 April 2010

KESAKSIAN

dikirim oleh: Keluarga Kasih Kristus


Beberapa minggu yg lalu, saya mendapatkan sebuah mimpi. Dan saya meminta peneguhan pd Tuhan dan juga melalui seorang sahabat, jk memang mimpi itu berasal drNya dan utk dibagikan kepada sdra/i yg lain. Tuhan menjawab doa saya dan inilah mimpi tsb:

Saya serasa berada disuatu negeri yg cukup asing bagi saya. Di sebuah tempat yg sangat ramai. Saya melihat orang2 sdg sibuk berjual-beli. Beberapa orang saya lihat berambut pirang atau coklat dan berkulit putih. Saya sempat berpikir bahwa saya ada d sebuah tempat d benua eropa atau mungkin amerika. Saya mendengar suara yg memberitahu bahwa orang2 yg sdg berjual-beli tadi adalah orang Kristen. Lalu datanglah sekelompok orang dg membawa golok,parang, dan senjata2 tajam. Mereka menganiaya orang2 Kristen tsb hingga tewas. Saya tentu histeris dan merasa sangat shock krn saya melihatnya. Namun anehnya, orang2 tsb tdk melihat saya. Meskipun begitu, saya gemetar karena takut. Namun setelah itu ada dorongan yg kuat dlm hati saya untuk melihat orang2 yg telah dibunuh itu dr dekat. Betapa terkejutnya saya ketika saya melihat mereka dari dekat, darah yg td menggenangi tubuh mereka hilang. Dan wajah mereka penuh damai sejahtera. Lalu mengertilah saya bhwa mereka meninggal d dalam Tuhan. Saya lalu berlari sambil terus berpikir apa sebenarnya yg sdg terjadi? Lalu Tuhan mengingatkan saya dg firmanNya: Wahyu 13:10 “Barangsiapa ditentukan utk d tawan,ia akan d tawan; barangsiapa ditentukan utk dibunuh dg pedang, ia hrs d bunuh dg pedang. Yg penting disini ialah ketabahan dan iman orang2 kudus” . Dan di kitab Mazmur 94:5 “ UmatMu, ya Tuhan, mereka remukkan,dan milikMu sendiri mereka tindas”

Dan entah bagaimana,tibalah saya disebuah tempat yg sangat luas. Saya merasa heran karena banyak sekali orang di tempat tsb. Mereka spt sdg menunggu sesuatu. Dan tiba2 datanglah 2 buah kendaraan yg menyerupai kereta. Kendaraan yg pertama bertuliskan : HELL dan kendaraan yg kedua bertuliskan :HEAVEN. Lalu tahulah saya bahwa itu adalah tempat perhentian. Yoel 3:14 “Banyak orang,banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan!” Menyadari hal itu saya takut dan gemetar. Saya kembali teringat dosa2 yg pernah saya lakukan dan yang telah membuat sedih hati Tuhan. Saya menutup wajah saya dg kedua tangan saya dan hanya bisa berkata:Tuhan tolong ampuni saya. Beberapa saat kemudian, kereta yg pertama(yg bertuliskan HELL) bergerak sebelum akhirnya menghilang. Saya sempat mendengar kata2 kotor, ejekan,dan makian keluar dr orang2 yg didlm kereta tsb. Dan wajah mereka berubah mjd mengerikan. Sesaat stlh itu, saya ada di dlm kereta yg kedua dan dlm sekejap sampailah saya disebuah tempat yg menyerupai rumah yg sgt luas. Rumah yg cukup menampung ribuan bahkan jutaan orang. Saya hanya bisa menangis dan mengucap syukur pada Tuhan. Saya berteriak2 dan mengangkat tangan saya, berterimakasih oleh karna kemurahan hati Tuhan. Lalu saya kembali teringat firmanNya di kitab Yesaya 66:18 “Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan mereka,dan Aku datang utk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang dan melihat kemuliaanKu”.

Sesaat kemudian saya melihat Tuhan Yesus masuk kerumah tsb dipenuhi cahaya kemuliaan. Saya tdk dpt melihat wajahNya karena cahaya yg melingkupiNya. Namun saya bisa melihat rambutNya yg keemasan dan jubah putihNya. SosokNya sgt berkharisma. Saya gemetar karena takut. Dia berkata : “Bersihkanlah rumah ini”, lalu menghilang. Dan kami segera mengambil tugas masing2 utk membersihkan rumah tsb. Dengan gugup dan gemetar saya melakukannya. Namun ada juga beberapa orang yg saya liat tidak ambil bagian dlm tugas tsb. Dan dg tiba2 Tuhan Yesus datang lagi ke rumah tsb dan berkata : “Sesungguhnya Aku ini mengetahui siapa yang melakukan apa yg kuperintahkan dan siapa yg tidak.”

Inilah peneguhan yg saya dapat:
Tentang orang yg banyak itu :
Ibrani 4:6 “Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu,sedangkan mereka yg kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, TIDAK MASUK karena ketidak taatan mereka.”
Disini Tuhan berbicara mengenai ketaatan. Perhatikan :mereka yg kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu = orang kristen,yang sudah mengenal Tuhan, tetapi tidak mau taat pada perintah2 Tuhan.

Tentang Tuhan Yesus yang datang dan tugas yg diberikanNya:
Matius 24:46 “ Berbahagialah hamba,yg didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang”

Melalui mimpi ini,saya mendapat pesan bahwa Jalan Menuju Surga Bukanlah Jalan Yang Mudah. Ini sudah tertulis dalam Matius 7: 14 “Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yg menuju kepada kehidupan,dan sedikit orang yg mendapatinya”

Marilah kita belajar taat pada Tuhan. Keselamatan bukan hal main-main. Sudah bukan saatnya kita mencari apa yg bisa menyenangkan diri kita (manusia) tetapi lakukanlah apa yg menjadi kesukaan Allah.
Tuhan Yesus memberkati

Kesaksian oleh : Sdri NIKEN HAPSARI

Minggu, 04 April 2010

IRIGASI TETES PADA TANAMAN TOMAT

I. METODELOGI

A. Bahan dan Alat
1. Benih tomat
2. Media semai (arang sekam)
3. Tray semai
4. Air hangat dan air bersuhu kamar
5. Alat penyemprot
6. Polibag
7. Gelas plastic
8. Plastik mulsa
9. Emiter
10. Pipa lateral
11. Pipa sub utama (manifold)
12. Pipa utama 13. Pompa dan tenaga penggerak
14. Tangki nutrisi berkapasitas 500 liter
15. Komponen pendukung, katup-katup, pengatur tekanan, disc filter dll
16. Pupuk nutrisi (A & B mix)
17. Gelas ukur
18. EC meter
19. Air sucukupnya
20. Tali ajir
21. Alat tulis, penggaris
22. Form pengamatan
B. Metode
1. Masukkan air hangat ke dalam gelas plastic secukupnya
2. Rendam benih tomat ke dalamnya selama kurang lebih 30 menit
3. Masukkan arang sekam kedalam media tanam (Tyar semai)
4. Tambahkan air kedalam media tanam hingga jenuh
5. Letakkan benih ke dalam Tray semai secara teratur
6. Taburkan arang sekam dengan ketebalan 0.5 cm secara merata diatas benih yang telah disemai untyuk menjaga kestabilan kelembapan kemudian tutup dengan plastik
7. Siram benih dengan air menggunakan alat penyemprot
8. Simpan persemaian ditempat yang teduh selama 1 minggu
9. Jaga kelembapan media persemaian, periksa persemaian setiap hari untuk melihat munculnya kecambah. Apabila benih berkecambah, buka tutup persemaian dan tanaman telah siap ditransplantasikan.
10. Persiapkan polibag yang berisi arang sekam sekitar ¾ bagiannya kemudian pindahkan benih dari Tray sekam masing-masing satu ke polibag tersebut
11. Persiapkan peralatan komponen yang dibutuhkan untuk budidaya dengan metode irigasi tetes seperti emitter, pompa, manifold, pipa utama dll dengan susunan terlampir
12. Pasang emiter ke dalam pipa lateral, kemudian letakkan emitter ke dalam arang sekam yang telah berisi benih sebagai penyalur air dan nutrisi
13. Jaga kelembapan media tanam dengan mengendalikan air dan nutrisi
14. Lakukan perawatan dengan menghitung jumlah daun dan ketinggian tanaman per hari
15. Setelah 2 minggu setelah transplantasi, berikan ajir dengan mengaitkan benang pada batang tanaman ke bagian atas untuk tujuan menegakkan tubuh tanaman
16. Tanaman dipanen setelah tanaman mencapai umur 2-3 bulan

Sabtu, 03 April 2010

PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM

A. Pengadaan Bahan Baku
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar mutu pucuk tetap baik saat tiba di pabrik, yaitu:
1. Jalur transportasi dipersingkat dengan menyediakan wadah penyimpanan dan pengangkutan dengan sistem container.
2. Tingkatan frekuensi pengumpulan dan pengangkutan pucuk ke pabrik menjadi 2-3 kali sehari.
3. Digunakan pengemas yang kokoh dan hindari pengemas flexible (lentur).
4. Pengisian wadah secara longgar, hindarkan pemadatan. Timbunan pucuk ideal adalah 25 kg pucuk tiap m2 luasan dan tebal hamparan 30 cm.
5. Diberikan aerasi yang cukup untuk membuang panas maupun CO2 yang terjadi akibat proses respirasi pucuk.
6. Usahakan kendaraan pengangkutan khusus untuk pucuk teh, tidak bersama penumpang maupun barang lain yang dapat merugikan mutu pucuk dan kendaraan yang digunakan dengan memakai atap.

B. Penanganan Bahan Baku
Setelah kendaraan pengangkutan pucuk teh sampai di pabrik, maka dilakukan penanganan berupa:
1. Petugas pabrik menerima dengan Surat Pengantar Pucuk.
2. Pucuk ditimbang bersamaan dengan kendaraan pengangkutan pada jembatan timbang. Setelah pucuk diturunkan, truk dan waring sack/kontainer kosong ditimbang kembali.
3. Pucuk diangkut dalam monorail untuk dilayukan yang harus dalam posisi berdiri.
4. Dilakukan analisa petik dan analisa pucuk.

Prosedur Analisa Bahan Baku (Analisa Pucuk dan Analisa Petik), yaitu:
1. Contoh pucuk diambil secara acak perkemandoran dari WT sebanyak ± 500 gram.
2. Diambil sebanyak ± 100 gram dari ± 500 gram untuk dianalisa.
3. Dengan menggunakan kotak analisa, untuk analisa petik pisahkan daun muda bersama tangkai muda dari pucuk kasar dan pucuk rusak.
4. Dengan mengunakan kotak analisa yang sama, untuk analisa pucuk pisahkan daun muda bersama tangkai muda dari daun tua, tangkai tua, dan puck rusak. Untuk pucuk P+4, pisahkan bagian muda (P+3) ke kelompok muda, sedangkan daun keempat ke kelompok tua. Untuk pucuk B+3M, pisahkan bagian muda (B+2M) ke kelompok muda, sedangkan daun ketiga ke kelompok tua.
5. Yang dimaksud pucuk rusak adalah lembaran daun yang terkena penyakit, memar, nyeupan, lembaran daun dengan dua patahan atau lebih, dan daun dengan keutuhan lembaran kurang dari 75%.
6. Hasil pemisahan pucuk ditimbang, kemudian dihitung persentase masing-masing kelompok.
7. Yang dimaksud dengan hasil analisa petik dan analisa pucuk medium MS adalah jumlah persentase tangkai muda dan perhitungan diatas.

Rusaknya pucuk yang akan dilayukan sangat mempengaruhi rendah mutu yang akan diperoleh. Pucuk yang rusak dapat berasal dari:
1. Genggaman yang keras oleh tangan pemetik
2. Wadah pucuk diisi melebihi kapasitas optimum.
3. Rusak di alat transportasi. Misal dalam truk angkutan dibebani kapasitas berlebihan, diinjak-injak dan sebagainya.
4. Lamanya diperjalanan dari kebun ke pabrik dan lain-lain.
5. Peyimpanan pucuk di kebun kurang baik (terkena sinat matahari langsung, terlalu lama di kebun).
6. Jenis petikan.


C. Proses Pengolahan Bahan Baku
1. Pembeberan dan pelayuan
a. Pembeberan
Setelah ditimbang, pucuk dalam waring diturunkan dari truk, diangkut dan dinaikkan ke kursi monorail mulai dari ujung yang berlawanan dengan arah fan agar panas dan air yang terdapat dalam permukaan pucuk segera hilang sehingga kerusakan pucuk akibat terperam dapat dihindari.
Udara segar dialirkan sebelum pucuk mulai dibeberkan, isi tiap WT 20-35 kg pucuk/m2 (ketebalan 30-45 cm) yang disesuaikan dengan kapasitas udara fan 18-21 cfm/kg pucuk.
b. Pelayuan
Pemberian udara panas dapat dilaksanakan bila selisih suhu udara kering dan basah kurang dari 2oC. Pembalikan pucuk 1-2 kali tergantung keadaan pucuk dan kondisi cuaca.
Pembongkaran pucuk layu dimulai dari ujung yang berlawanan dengan arah fan. Lama pelayuan 10-24 jam atau sesuai kebutuhan, dengan sasaran MC (Kadar Air) layu 49-54 %, dengan kerataan layuan minimal 90 %.
Proses ini sangat penting didalam pengolahan teh hitam, karena akan membentuk karakteristik teh yang diinginkan, yaitu rasa, aroma, kekuatan, kesegaran, dan warna air. Tingkat layu pucuk disesuaikan dengan mesin yang akan digunakan. Derajat layu pucuk teh yang diolah dengan sistem orthodox adalah ± 44-46% atau sama dengan nilai kadar air sebesar 54-56%.
Yang perlu diperhatikan dalam pelayuan adalah suhu Withering Trough, kelembaban relatif WT, waktu pelayuan, dan jumlah pucuk per satuan luas. Dalam proses pelayuan, pucuk teh akan mengalami dua perubahan, yaitu:
Pelayuankimia/perubahan kimia (berlangsung setelah pucuk dipetik di kebun dalam proses pelayuan. Hal ini dapat dilihat dari kadar air pucuk layu yaitu berkisar 54-56%) dan pelayuan fisik/perubahan fisik (hal ini dapat dilihat dari bentuk daun yang sudah layu, yaitu kalau dipatahkan tidak terasa suara batang patah dan tidak ada getah dengan kerataan layuan minimal 90%).

2. Penggilingan dan Sortasi Basah
Tujuan penggilingan secara umum adalah:
a. Mengecilkan pucuk layu sesuai dengan yang dikehendaki pasar.
b. Memotong dan menggulung menjadi ukuran lebih pendek.
c. Menggerus pucuk agar cairan sel keluar semaksimal mungkin dan membentuk hasil keringan lebih keriting.
d. Untuk memperoleh bubuk basah sebanyak-banyaknya.
Sebelum mulai proses penggilingan, kelembaban udara ruang giling diusahakan minimum 80% (optimal 95-99%) dan suhu ruangan 18-29oC. Alat untuk menggiling teh tersebut dinamakan Open Top Roller (OTR) dan Press Cap Roller (PCR). Sedangkan alat untuk sortasi basah dinamakan Double Indian Ball Breaker Nat Sortir (DIBN) yang berupa ayakan.

3. Fermentasi (Oksidasi Enzimatis)
Oksidasi enzimatis sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Kadar air dalam bahan
b. Suhu dan kelembaban relatif ruangan
c. Kadar enzim
d. Jenis bahan
e. Tersedianya oksigen
Kondisi ruang oksidasi enzimatis dikendalikan pada kelembaban minimal 80% (optimum pada 95-99%) dan suhu 18-290C. Suhu pada sebaran pupuk diupayakan berkisar antara 24-320C (optimal 26.70C).

4. Pengeringan
Tujuan utama pengeringan adalah menghentikan oksidasi enzimatis senyawa polifenol dalam teh pada saat komposisi zat-zat pendukung kualitas mencapai keadaan optimal.
Alat yang digunakan pada pengeringan ini dinamakan Two Stag Dryer (TSD). Sebelum teh dimasukkan ke dalam TSD. Kapasitas mesin pengering ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Kadar air bubuk teh basah
b. Suhu dan volume udara panas
c. Ketebalan pengisian
d. Kecepatan trays

5. Sortasi Kering
Tujuan sortasi kering adalah mendapatkan ukuran dan warna partikel yang seragam sesuai dengan standar yang diinginkan oleh konsumen, meliputi:
a. Memisah-misahkan teh kering menjadi beberapa grade yang sesuai dengan standar perdagangan teh.
b. Menyeragamkan bentuk, ukuran, berat jenis, dan warna pada masing-masing grade.
c. Membersihkan teh dari serat, tangkai, dan bahan-bahan lain (debu dan lain-lain).

6. Pengepakan
Teh yang telah selesai disortasi dimasukkan dalam peti miring yang telah diperiksa sesuai dengan standar dan dimasukkan kedalam peti berdasarkan jenis masing-masing dan untuk jenis khusus dimasukkan dalam karung. Setiap jenis peti miring dan karung diberi identitas nama jenis teh jadi. Dan selanjutnya dimasukkan ke dalam tea bulker (blending). Apabila sudah mencukupi untuk satu chop biasanya dapat langsung dimasukkan dalam kemasan. Tujuan pengepakan adalah
a. Melindungi produk dari kerusakan
b. Memudahkan transportasi
c. Efisiensi dalam penyimpanan di gudang
d. Dapat sebagai alat promosi

Suhu masuk udara pengeringan berkisar antara 90-1120C, suhu keluar berkisar antara 45-600C, dan kecepatan pengeringan berkisar antara 20-28 menit (disesuaikan dengan kebutuhan). Bubuk teh yang keluar dari mesin pengering diperiksa secara inderawi (dilihat, diraba, dan dicium) untuk mengetahui kematangan bubuk. Kemudian, bubuk teh kering yang keluar dari mesin pengering ditimbang untuk diketahui besar rendemen teh

Kamis, 01 April 2010

HIDROPONIK

A.Bahan dan Alat
1.Benih tomat
2.Media semai (arang sekam)
3.Tray semai
4.Air hangat dan air bersuhu kamar
5.Alat penyemprot
6.Polibag
7.Gelas plastic
8.Plastik mulsa
9.Emiter
10.Pipa lateral
11.Pipa sub utama (manifold)
12.Pipa utama
13.Pompa dan tenaga penggerak
14.Tangki nutrisi berkapasitas 500 liter
15.Komponen pendukung, katup-katup, pengatur tekanan, disc filter dll
16.Pupuk nutrisi (A & B mix)
17.Gelas ukur
18.EC meter
19.Air sucukupnya
20.Tali ajir
21.Alat tulis, penggaris
22.Form pengamatan
B.Metode
1.Masukkan air hangat ke dalam gelas plastic secukupnya
2.Rendam benih tomat ke dalamnya selama kurang lebih 30 menit
3.Masukkan arang sekam kedalam media tanam (Tyar semai)
4.Tambahkan air kedalam media tanam hingga jenuh
5.Letakkan benih ke dalam Tray semai secara teratur
6.Taburkan arang sekam dengan ketebalan 0.5 cm secara merata diatas benih yang telah disemai untyuk menjaga kestabilan kelembapan kemudian tutup dengan plastik
7.Siram benih dengan air menggunakan alat penyemprot
8.Simpan persemaian ditempat yang teduh selama 1 minggu
9.Jaga kelembapan media persemaian, periksa persemaian setiap hari untuk melihat munculnya kecambah. Apabila benih berkecambah, buka tutup persemaian dan tanaman telah siap ditransplantasikan.
10.Persiapkan polibag yang berisi arang sekam sekitar ¾ bagiannya kemudian pindahkan benih dari Tray sekam masing-masing satu ke polibag tersebut
11.Persiapkan peralatan komponen yang dibutuhkan untuk budidaya dengan metode irigasi tetes seperti emitter, pompa, manifold, pipa utama dll dengan susunan terlampir
12.Pasang emiter ke dalam pipa lateral, kemudian letakkan emitter ke dalam arang sekam yang telah berisi benih sebagai penyalur air dan nutrisi
13.Jaga kelembapan media tanam dengan mengendalikan air dan nutrisi
14.Lakukan perawatan dengan menghitung jumlah daun dan ketinggian tanaman per hari
15.Setelah 2 minggu setelah transplantasi, berikan ajir dengan mengaitkan benang pada batang tanaman ke bagian atas untuk tujuan menegakkan tubuh tanaman
16.Tanaman dipanen setelah tanaman mencapai umur 2-3 bulan

Rabu, 31 Maret 2010

MEMBUT BRIKET

I. ALAT DAN BAHAN
A. Peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah
1. Timbangan.
2. Wadah.
3. Alat pengempa briket secara manual.
B. Bahan yang digunakan pada praktikum adalah
1. Arang sekam.
2. Serbuk gergaji.
3. Sekam.
4. Lem (1 liter air + 75 gram tapioka).

II. PROSEDUR
1. Timbang lem seberat 100 gram kemudian campurkan kedalam masing-masing wadah yang berisi bahan yang akan dibuat briket (sekam, arang sekam, serbuk gergaji), yang sebelumnya telah ditimbang beratnya masing-masing 100 gram. Pada kondisi-kondisi tertentu, berat lem bisa ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan. Kemudian aduk hingga merata.
2. Campuran bahan dengan lem dibagi menjadi enam bagian dengan berat yang sama lalu dibuat menjadi tiga buah briket dengan tekanan tinggi dan tiga buah briket dengan tekanan rendah.
3. Dalam proses pengempaan briket, diberikan dua perlakuan yang berbeda, yaitu tekanan tinggi dan tekanan rendah. Dari hasil pengempaan akan dihasilkan briket basah dengan tekanan tinggi dan briket basah dengan tekanan rendah.
4. Keringkan briket basah tersebut selama seminggu, untuk mempercepat pengeringan bisa disimpan dalam ruang pengering.
5. Setelah seminggu, kemudian ambil 2 buah sampel pada masing-masing bahan untuk uji perfoma pembakaran (1 tekanan tinggi, 1 tekanan rendah), timbang beratnya, hasil yang didapat sebagai data berat kering briket.
6. Ukur kadar air pada masing-masing bahan, gunakan sisa briket yang tidak digunakan sebagai sampel.
7. Lakukan uji performasi pembakaran pada masing-masing sampel dengan mencatat hal-hal berikut :
a.Laju pembakaran (gr/mnt).
b.Mudah terbakar atau tidak.
c.Asap.
d.Aroma (bau).

Senin, 29 Maret 2010

SISTEM PENGERINGAN TEH HITAM ORTHODOX DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII KEBUN PANGLEJAR, BANDUNG, JAWA BARAT

Pengeringan adalah suatu proses pengeluaran air dari bahan sampai pada kadar air yang setimbang dengan keadaan udara atmosfer normal, atau pada kadar air dimana penurunan kualitas dari aktivitas enzim dapat diabaikan (Henderson dan Perry, 1976). Tujuan utama proses pengeringan pada teh hitam adalah menghentikan proses oksidasi enzimatis pada saat seluruh komponen kimia penting dalam daun teh telah secara optimal terbentuk.
Metoda yang digunakan untuk menganalisis sistem pengeringan tersebut adalah dengan menggunakan formula-formula perhitungan. Data-data yang diperlukan dalam penggunaan formula tersebut berasal dari hasil praktek lapangan di PTPN VIII kebun Panglejar.
Proses pengeringan pada proses pengolahan teh hitam di PTPN VIII kebun Panglejar menggunakan mesin Two Stage Dryer (TSD) atau yang lebih dikenal dengan nama Endless Chain Pressure (ECP). Prinsip kerja mesin pengering tipe TSD adalah dengan menggunakan trays (rantai) yang bergerak berlawanan dengan aliran udara panas dari Heat Exchanger (HE). Energi yang digunakan oleh mesin TSD berasal dari bahan bakar padat (kayu bakar dan cangkang sawit).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengeringan adalah suhu masuk dan keluar, kecepatan tryas (kecepatan pengeringan), ketebalan bubuk yang dikeringkan. Temperatur inlet yang optimal untuk pengeringan dengan TSD adalah sebesar 100C. Temperatur outlet yang dipergunakan harus dipertahankan pada tingkat 45C. Temperatur inlet yang optimal diperlukan waktu pengeringan normal 22 menit. Efisiensi pemanasan udara pada TSD adalah 26.79% dan efisiensi total pada TSD adalah 7.573% dengan kapasitas TSD sebesar 170.824 kg teh kering/jam.
Menurut Sucipto (1989) mendapatkan nilai efisiensi pemanasan teh hitam dengan pengeringan tipe FBD sebesar 63.14% untuk suhu udara masuk 110.5oC dan Zuwirman (1996) mendapatkan nilai efisiensi pengeringan total teh hitam dengan sistem ECP sebesar 70.59% untuk suhu udara masuk 95oC.
Dapat dilihat perbedaan efisiensi sangat besar. Hal ini terjadi karena pemakaian bahan bakar padat yang boros. Untuk mencegah hal tersebut, maka harus diteliti laju konsumsi bahan bakar yang optimal agar energi panas yag dihasilkan tidak begitu besar, mempertahankan suhu inlet pada kondisi optimal yaitu kondisi dimana udara dalam keadaan tidak jenuh dan juga didukung dengan perawatan mesin secara berkala agar mesin selalu dalam kondisi baik.

Selasa, 16 Maret 2010

USULAN PENELITIAN

PENGARUH PENGERINGAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP MUTU MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha Curcas L.)






PENDAHULUAN


Menurut Hasnam dan Mahmud (2006) di dalam Bustaman (2007) bahwa keunggulan jarak pagar sebagai sumber potensial bahan bakar nabati adalah (1) Relatif sudah dibudidayakan oleh petani kecil, (2) Pemanfaatan biji atau minyak jarak pagar dapat tidak berkompetisi dengan penggunaan lain seperti CPO dengan minyak makan atau industri oleokimia, sehingga harganya diharapkan stabil, dan (3) Proses pengolahan minyak jarak kasar (Crude Jathropha Curcas Oil) untuk kebutuhan rumah tangga pengganti minyak tanah dan untuk pembakaran tungku atau boiler sangat sederhana sehingga dapat dimanfaatkan sampai pelosok daerah terpencil. Kelebihan lainnya dari jarak pagar menurut Kemala (2006) di dalam Bustaman (2007) yaitu: (1) Berperan sebagai penyangga ekonomi rakyat dan (2) Mempunyai rendemen cukup tinggi 15 – 35 % CJCO.

Dalam karakteristik pengeringkan biji jarak pagar perlu dipelajari hubungan antara kadar air, laju pengeringan, dan waktu pengeringan yang cocok pada semua parameter dengan menggunakan model yang logaritmik. Dalam pengolahan biji jarak untuk menghasilkan minyak, perlu dilakukan pegeringan untuk menghasilkan kualitas minyak yang baik. Menurut Sirisomboon et al., (2007) pengeringan biji jarak dengan menggunakan suhu 80oC memberikan hasil minyak paling banyak tetapi FFAnya paling tinggi, sedangkan pengeringan pada suhu 40oC memberikan hasil minyak paling sedikit tetapi FFAnya paling sedikit. Menurut Sirisomboon dan Kitchaiya (2009) bahwa hubungan kadar air, rasio kelembaban, dan tingkat pengeringan dengan waktu pengeringan yang mengikuti model logaritmik.

Dengan adanya pengeringan biji jarak pagar, akan dapat dilihat hubungan antara kadar air biji jarak pagar terhadap hasil minyak pada saat diekstrak. Karena pengeringan merupakan salah satu pengolahan biji jarak pagar yang sangat penting, maka diperlukan metode pengeringan dan penyimpanan yang baik agar mendapatkan hasil minyak yang banyak dengan FFA yang rendah.

A. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mempelajari pengaruh kondisi pengeringan dan penyimpanan terhadap mutu minyak biji jarak.

2. Mencari kondisi pengeringan yang tepat untuk biji jarak pagar.